Jumat, 08 April 2016

Kesan dan pesan dalam kerja kelompok

Assalamu alaikum teman-teman.... J
Jawab dong salam aku...
Kali ini saya ingin memposting pengalaman pesan dan kesan saya selama kerja kelompok Aplikasi Kompter dalam Bidang Ilmu Peternakan. Ada beberapa tugas yang diberikan sama dosen tentang analisis suatu usaha yang berkaitan dengan peternakan, dengan menggunakan aplikasi excel.
Saya kelompok 6 dan teman kelompok saya itu Isra nurfadilah haris, Radhiyah Ramdani, M.Rizal dan Usman. Judul usaha yang ingin kami ambil  dari teknologi hasil ternak yaitu: Analisis Usaha pembuatan telur Asin.
Pada waktu kerja kelompok hari pertama di kontrakan salah satu Teman kelompok lain yaitu Nur islamiah, kami sepakat untuk kerja kelompok bareng-bareng disana bersama teman-teman tapi, semuanya perempuan. Hmmm... pada saat sampai disana ada beberapa yang sudah mengerjakan tetapi banyak pula yang sibuk dengan HP nya masing-masing karena maklum numpang dapat wifi gratis hehehe....jadi sibuk main sosmednya ada juga yang cuman cerita- cerita mudah-mudahan bukan ngegosip yah.....Tetapi, saya tidak peduli dengan hal itu, urusan mereka yang jelas saya dan isra sudah mencari contoh materi.
Tak lama kami mengerjakan tugas, hal-hal aneh pun terjadi salah satu dari teman kami yaitu Radhiyah tiba-tiba muntah dan pingsan Astagfirullahhalazim... kamipun semua panik karena dia terus menangis dan tidak sadarkan diri, karena semuanya panik, radhiyah ingin pulang, kami pun mengcancel kerja kelompok dan mengantar radhiyah pulang, tetapi anehnya pada saat mau di antar ke gerbang tiba-tiba dia tidak ingin lewat gerbang pintu kostnya Islamiah katanya ada sesosok mahluk yang tidak memiliki badan. Iiiih..... tatut, teman-teman lainpun ikut pulang. Kerja kelompokpun dicancel dan belum ada yang selesai.
Hari kedua, kami ingin kerja kelompok di Baper alias balai peternaka dekat gedung E setelah kuliah. Tugas yang kemaren belum selesai jadi kita lanjutkan, tetapi banyak yang tidak mengetahui menggunakan aplikasi excel, duuuh... jadi kita searhcing lagi dan bertanya kepada teman-teman yang lebih pintar menggunakan aplikasi tersebut. Tetapi, tidak ada juga yang tahu L Maklum kita sudah lama tidak menggunakan excel. Padahal waktunya, sudah mepet loh, kerja tugas individu aja blum ada yang selesai. Menurut saya, tugas kali ini agak susah karena disuruh membuat suatu analisis usaha dengan menggunaka aplikasi excel, kita belum tahu tentang hal itu.
Karena dikampus juga belum selesai, akhirnya kita pulang ke rumah, nanti sampai disana baru dikerja, sesampai di rumah setelah istirahat saya dan M. Rizal mencoba memecahkan rumus-rumus excel, tetapi belum slesai juga, ada sih beberapa yang sudah dijawab, karena sudah sore semuanya pulang, dan radhiyah juga katanya mau ke agung. Jadi, saya sendiri yang mengerjakan sampai larut malam, saya sudah tidak tau apakah ini sudah cocok atau belum, tetapi setidaknya sy sudah berusaha semampuku...
Ada beberapa saran untuk teman-teman kelompok, jika kita mengerjakan suatu pekerjaan kelompok itu seharusnya mengerjakan secara bersama-sama, karena disanalah akan terjalin kekompakan, kebersamaan dan saling tahu serta bebagi ilmu. Bukan, kerja perindividu. Ini hanya sekedar saran ajah yah.... supaya keja kelompok selanjutnya jangan hanya satu atau dua orang yang mengerjakan, capek tonjaki kapang..... kerja kelompok lebih ringan mengerjakannya dari pada perorangan.
Pesan untuk tugas ini pak, sebaiknya berikan dulu contoh analisis usaha atau mempelajari tentang excel terlebih dahulu baru kita disuruh membuat tugas seperti ini.
Yaph... mungkin itu ajah yang saya utarakan disini, maafkan jika ada salah kataku ketika kkerja kelompok karena taka ada gading yang tak retak tak ada manusia yang sempurna. Terima kasih wassalamu alaikum......

Minggu, 03 April 2016

MAKALAH REPRODUKSI



BAB 1
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Usaha peternakan (animal farming) merupakan sector ekonomi yang penting baik di negara beriklim sedang maupun di negara-negara tropis di dunia. Terdapat perbedaan yang cenderung semakin membesar antara meningkatnya populasi (penduduk) dunia dan kemampuan bumi untuk memproduksi makanan, yang kecepatan peningkatannya kurang dari kecepatan pertumbuhan populasi.
Keberhasilan usaha perbaikan peternakan dan peningkatan populasi  ternak tidak dapat dicapai hanya dengan bantuan material dan biaya dari pemerintah tetapi harus ditunjang pula oleh pengerian, pengetahuan, dan ketermapilan semua pihak yang berkecimpung dalam usaha pengembangan produksi peternakan, baik perencana dan pelaksana, maupun calon-calon perencana dan peternaknya sendiri, khususnya dalam bidang reproduksi dan inseminasi buatan.
Reproduksi merupakan proses penting bagi semua bentuk kehidupan. Tanpa melakukan reproduksi, tak satu spesies pun didunia ini yang mampu hidup lestari, begitu pula dengan hewan ternak baik betina maupun jantan. Fungsi alamiah seekor hewan jantan adalah menghasilkan sel-sel kelamin jantan atau spermatozoa yang hidup, aktif dan potensial fertil, dan secara sempurna meletakakannya ke dalam saluran kelamin betina. Inseminasi buatan hanya memodifiser cara dan tempat peletakan spermatozoa.







B.  Rumusan Masalah
1.         Apa yang dimaksud dengan organ reproduksi jantan primer?
2.         Apa yang dimaksud dengan organ reproduksi jantan sekunder?
3.         Apa yang dimaksud dengan organ reproduksi betina primer?
4.         Apa yang dimaksud dengan organ reproduksi betina sekunder?
5.         Bagaimana struktur organ reproduksi jantan dan betina?
C. Tujuan
1.        Mengetahui organ reproduksi jantan primer?
2.         Mengetahui organ reproduksi jantan sekunder?
3.         Mengetahui organ reproduksi betina primer?
4.         Mengetahui organ reproduksi betina sekunder?
5.         Mengetahui struktur organ reproduksi jantan dan betina?


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Organ reproduksi jantan primer
Organ reproduksi hewan jantan dapat dibagi atas 3 komponen ; (a) organ kelamin primer, yaitu gonad jantan dinamakan testis tetisculus, disebut juga orchis didymos. (b) sekelompok kelenjar-kelenjar kelamin pelengkap kelenjar-kelenjar vesikularis, prostat dan cowper dan saluran-saluran yang terdiri dari epidimis dan vas deferens, dan (c) alat kelamin luar atau kopulatoris yaitu penis. (Toelihere, 1979 dan Marawali,2001).
Testes sebagai organ kelamin primer mempunyai 2 fungsi yaitu :
1.menghasilkan spermatozoa atau sel-sel kelamin jantan.
2. Mengsekresikan hormone kelamin jantan dan testoteron.
Spermatozoa dihasilkan dalam tubuli seminiferi atas pengaruh FSH(Folicel Stimulating Hormone) sedangkan testosterone diproduksi oleh sel-sel interstitial dari sel Leydig atas pengaruh ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone) . (Toelihere,1979).
Testis adalah organ reproduksi primer pada ternak jantan, sebagaimana halnya ovarium pada ternak betina. Testis dikatakan sebagai organ primer karena berfungsi menghasilkan gamet jantan (spermatozoa) ( Saputro et al, 2008). Tahapan spermarogenesis meliputi spermatogonium, spermatositprimer, spermatosit skunder, spermatid muda, dan spermatid matang ( Susatyo dan Chaeri, 2009).
Testis dibungkus oleh kapsul putih mengkilat (tunica albuginea) yang banyak mengandung serabut syaraf dan pembuluh darah yang terlihat berkelok-kelok. Di bawah tunica albuginea terdapat parenkim yang menjalankan fungsi testis. Parenkim membentuk saluran yang berkelok-kelok (Frandson, 1992). Secara sentral, septula testis berlanjut dengan jaringan ikat longgar dari mediastinum testis. Kuda jantan, mediastinum testis terbatas pada kutub kranial testis, tetapi pada hewan piaraan umumnya menempati posisi sentral. Jaringan ikat yang mengisi ruang intertubular mengandung pembuluh darah dan limfe, fibrosit, sel-sel mononuklear bebas dan sel interstisial endokrin (sel Leydig) (Dellman, 1992).
Sel leydig adalah sel diantara sel sertoli. Fungsi sel ini adalah memberikan respon FSH dengan mensintesa dan mensekresi testosteron dalam pola yang tergantung pada dosis. Selain reseptor LH, ditemukan pula reseptor prolaktin dan inhibin di dalam sel Leydig. Prolaktin dan inhibin memfasilitasi aktivasi stimulasi yang dilakukan oleh LH pada produksi testosteron, namun keduanya tidak bisa melakukannya sendiri-sendiri (Widjanarko, 2011).
Sel-sel sertoli mempunyai fungsi khusus dalam proses spermatogenesis. Fungsi sel–sel sertoli adalah:
1) memberi lingkungan tempat khusus untuk berkembangnya sel–sel germinal. Sel ini mensekresikan cairan yang membasahi sel–sel germinal, dan juga mensekresi cairan tambahan ke lumen tubulus seminiferus untuk menyediakan nutrisi bagi sperma yang berkembang dan baru dibentuk,
2) Memainkan peranan dalam perubahan spermatosit menjadi sperma suatu proses yang disebut spermiasi,
3) Mensekresi bebrapa hormon yang memiliki fungsi penting antara lain factor inhibisi muller (FIM) disekresi oleh testis selama perkembangan janin untuk menghambat pembentukan tuba fallopi dariductus muller, ekstradiol merupakan hormon kelamin feminism yang penting, Inhibin yang merupakan umpan balik dari inhibisi pada kelenjar hypophysis untuk anterior untuk mencegah sekresi yang berlebihan dari hormon perangsang folikel (Dellmann, 1992).
B. Organ Kelamin Sekunder jantan
1.      Vas Deferens
Vas deferens (ductus deferens) adalah pipa berotot yang pada saat ejakulasi mendorong spermatozoa dari Epididymis ke duktus ejakulatoris dalam uretra prostatik. Vas deferens meninggalkan ekor Epididymis bergerak melalui kanal inguinal  yang merupakan bagian dari korda spermatic dan pada cincin inguinal internal memutar ke belakang, memisah dari pembuluh darah dan saraf dari korda. Selanjutnya dua vas deferens mendekati uretra, bersatu dan kemudian ke dorso caudal kandung kemih, serta dalam lipatan peritoneum yang disebut lipatan urogenital (genital fold) yang dapat disamakan dengan ligamentum lebar pada betina (Frandson, 1992).
Vas deferens mengangkut sperma dari ekor Epididymis ke uretra. Dindingnya mengandung otot-otot licin yang penting dalam mekanisasi pengangkutan semen waktu ejakulasi. Diameternya mencapai 2 mm dan konsistensinya seperti tali berwarna kekuningan. Dekat badan Epididymis, vas deferens menjadi lurus dan bersama buluh-buluh darah dan lymphe serta serabut-serabut saraf, membentuk funiculus spermaticus yang berjalan melalui canalis ingualis ke dalam cavum abdominalis. Ampulla pada sapi mempunyai panjang 10 sampai 14 cm, dengan diameternya 2 sampai 2,5 cm. Ampulla tidak terdapat pada anjing, babi kecil dan kucing (Toelihere, 1977).
Vas deferens berfungsi untuk  mengangkut sperma dari ekor Epididymis ke urethra. Dindingnya mengandung otot-otot licin yang penting dalam mekanisasi pengangkutan semen waktu ejakulasi. Diameternya dapat mencapai 2 mm, dengan panjang 5-10 cm dan konsistensinya seperti tali dekat ekor Epididymis, vas deferens berliku-liku dan berjalan sejajar dengan badan Epididymis. Dekat kepala Epididymis, vas deferens menjadi lurus dan bersama buluh- buluh darah dan limfe dan serabut syaraf, membentuk funiculus spermaticus yang berjalan melalui canalis inguinalais ke dalam cavum abdominalis. Kedua vas deferens, yang terletak sebelah menyebelah di atas vesica urinaria, lambat laun menebal dan membesar membentuk ampullae ductus deferentis (Bhima, 2009).
2.     Epididymis
Epididymis adalah suatu struktur yang memanjang yang bertaut rapat dengan testis. Epididymis mengandung ductus Epididymis yang sangat berliku-liku, dan mencapai panjang lebih 40 meter jantan dewasa dan kurang lebih 60 meter pada babi dan 80 meterpada kuda. Epididymis dapat dibagi atas kepala, badan, dan ekor. Kepala (caput Epididymis) membentuk suatu penonjolan dasar dan agak berbentuk mangkok yang dimulai pada ujung proximal testis. Umumnya Epididymis berbentuk U, berbeda-beda dalam ukurannya dan menutupi seluas 1/3 dari bagian testis. Melalui serosa, saluran Epididymis tersusun dalam lobuli dan mengandung ductus efferentes testis dengan saluran Epididymis berjumlah 13 sampai 15 buah dekat ujung proximal testis, caput Epididymis menjadi pipih dan bersambung ke badan (corpus Epididymis) yang langsing dan berjalan distal sepanjang tepi posterior testis. Pada ujung distal testis, corpus menjelma menjadi cauda Epididymis yang pada sapi dewasa mencapai ukuran sebesar ibu jari dan agak berayun dalam kedudukannya. Didekat ligamentum testis, saluran Epididymis menjadi lebih kasar pada pelipatan sekeliling ligamen, bersambung ke proximal sebagai ductus deferens (Toelihere, 1977).
Caput epididymis, nampak pipih di bagian apeks testis, terdapat 12-15 buah saluran kecil, vasa efferentia yang menuyatu menjadi satu saluran. Corpus epididymis memanjang dari apeks menurun sepanjang sumbu memanjang testis, merupakan saluran tunggal yang bersambungan dengan cauda epididymis. Panjang total dari epididymis diperkirakan mencapai 34 meter pada babi dan kuda. Lumen cauda epididymis lebih lebar daripada lumen corpus epididymis. Struktur dari epididymis dan saluran eksternal lainnya, vas deferens dan urethra adalah serupa pada saluran reproduksi betina. Tunica serosa di bagian luar, diikuti dengan otot daging yang licin pada bagian tengah dan lapisan paling dalam adalah epithelial.
Epididymis mamalia merupakan alat kelamin aksesori dinamik, tergantung pada androgen testikularis untuk memelihara status diferesiansi epitel terdiri dari sejumlah 8-25 duktuli eferentes dan duktus Epididymis yang panjangnya berliku-liku. Secara makrokoskopik, Epididymis terdiri dari kepala, badan, dan ekor yang terbungkus oleh tudika albuginea tebal yang terdiri dari jaringan ikat pekat tidak teratur, dibalut oleh lapis viseral tunika vaginalis.pada kuda jantan, tunika albuginea memiliki sedikit sel otot polos yang tersebar didalamnya (Brown, 1992).
Menurut Toelihere (1977), fungsi dari Epididymis ada empat macam yaitu sebagai berikut :
a.             Transportasi
Transportasi adalah masa spermatozoa dialirkan dari rete testis ke dalam ductus efferens oleh tekanan cairan dan spermatozoa dalam testis secara tepat bertambah banyak. Perpindahan spermatozoa dibantu oleh gerakan silia dan gerakan peristaltik dari muskulature pada dinding ductus Epididymis.
b.           Konsentrasi
Konsentrasi merupakan tempat yang berada didalam ductus Epididymis cairan testis yang menjadi medium masa spermatozoa, airnya diserap oleh epitel dinding Epididymis. Sesampainya dibagian ekor konsentrasi sperma itu menjadi sangat tinggi.
c.            Maturasi
Maturasi adalah pemasakan atau pendewasaan spermatozoa. Pemasakan ini mungkin disebabkan oleh adanya sekresi dari sel-sel epitel di ductus Epididymis.
d.        Timbunan
Bagian ekor dari Epididymis merupakan tempat penimbunan sperma yang utama, karena disinilah yang cocok untuk penghidupan spermatozoa yang masih belum bergerak. Kondisi ini di dalam cauda Epididymis adalah optimal untuk mempertahankan kehidupan sperma yang berada dalam keadaan metabolisme sangat minim apabila Epididymis ini diikat sperma  akan tetap hidup dan fertil di dalam Epididymis sampai 60 hari. Jadi dari keempat fungsi epididmis, caput (kepala) Epididymis berfungsi sebagai tempat maturasi dan konsentrasi; pada corpus (badan) Epididymis berfungsi sebagai transportasi sperma; sedangkan pada bagian ekor (cauda) Epididymis berfungsi sebagai tempat penimbunan sperma.
3.  Penis
  Penis merupakan organ kopulasi pada hewan jantan, membentang dari titik urethra keluar dari ruang pelvis dibagian dorsal sampai dengan pada orificium urethra eksternal pada ujung bebas dari penis.Menurut tipenya penis dibagi menjadi dua macam, yaitu :
a.  Tipe muskulokavernosus yang terdapat pada golongan anjing,kuda, dan sebagainya.
b.    Tipe fibroelastis terdapat pada sapi, domba, kambing, dan rusa.
Penis mempunyai fungsi sebagai alat kopulasi dan jalan keluar air mani pada waktu ejakulasi dan mendeposisikan air mani pada alat kelamin betina.
4.  Skrotum
     skrotum adalah sebuah kantung dengan dua lobus pembungkus testes. Fungsi skrotum adalah melindungi testis dari gangguan luar, berupa pukulan, panas,dingin, dan gangguan-gangguan mekanis lainya. Fungsi terpenting adalah mencegah menurunnya suhu testis sampai beberapa derajat di bawah suhu tubuh sehingga memungkinkan terjadinya proses spermatogenesis secara sempurna.
C. Organ Reproduksi Primer
1. Ovarium
            Gonad atau ovarium, merupakan bagian alat kelamin yang utama, ovarium menghasilkan telur, oleh karena itu dalam bahasa Indonesia seringkali disebut induk telur, indung telur atau ada pula yang menyebutnya pengarang telur. Perkembangan ovarium pada masa reproduksi diatur oleh hormon-hormon yang berasal dari kelenjar hifofisa yang terdapat di dasar otak dalam kepala. Bentuk ovarium berbeda menurut spesiaes hewan (Frandson, 1986)
Cavum abdomalis memiliki dwifungsi, sebagi organ eksokrin yang menghasilkan sel telur atau ovum dan sebagai organ endokrin yang mengekresikan hormone kelamin betina, estrogen dan progesteron. Dimana hormon  ini berperan penting dalam menyiapkan alat-alat reproduksi untuk kebuntingan dan memelihara kandungannya sampai melahirkan (Salisbury, 1985).
Pasangan ovarium normal, pada sapi yang tidak bunting terletak di sebelah atas rongga perut, 30-45 cm di sebelah dalam dari lubang vulva : (a) ovaria biasanya terletak dekat dengan cornua uteri, yaitu tempat dimana dipertautkan dengan ligament ovaria ; (b) ligament ini merupakan bagian dari alat penggantung lebar yang menggantungkan saluran-saluran reproduksi pada dinding perut bagian atas (Salisbury, 1985).
Ovarium bentuknya biasanya bulat telur atau bulat tetapi kadang-kadang pipih berhubung dengan pembentukan folikel dan corpoa lutea. Ukuran normal ovari sangat bervariasi dari satu spesies ke spesies lain bahkan antara spesies juga terdapat varisasi. Besar dan bentuk ovaria sering berubah. Ovarium umumnya berukuran panjang 32-42 mm, tinggi 19-32 mm dan lebar 13-19 mm dengan berat 10-19 gr. Pada anak sapi ovarium kiri lebih besar dibanding dengan ovarium kanan, sedangkan pada sapi dewasa ovarium kanan lebih besar. Sebagian besar dari permukaan ovarium diliputi oleh lapisan epitel lembaga, ova dapat dilepaskan dari setiap tempat pada permukaan ovarium. Medulla ovarium mengandung pembuluh darah , syaraf dan tenunan pengikat (Salisbury, 1985).
Ovarium sapi lebih kecil daripada kuda. Dan ovarium kanan biasanya lebih besar daripada yang kiri. Berbentuk oval, tidak mempunyai fossa ovarii. Terletak 40-45 cm dari pintu vulva sebelah luar. Apabila ada corpus luteum, maka lataknya superfisial, sehingga menonjol dan dapat dilihat dari permukaan luar. Corpus luteum berwarana kuning coklat (Aswin, 2009).
Folikel pada ovarium bergaris tengah 12 mm pernah ditemukan pada anak sapi berumur 4-5 bulan jauh sebelum pedet. Folikel yang masak bergaris tengah 8-19 mm. Sedangkan corpus luteum yang telah matang bergaris tengah 25-32 mm. Pada sapi yang tidak bunting dan normal, corpus luteum hanya aktif untuk beberapa hari, lalu mengecil. Corpus luteum pada sapi yang sedang bunting tetap tinggal dan aktif di dalam ovarium selama kebuntingan (Salisbury, 1985).
D. Organ Kelamin Sekunder
 1. Oviduct (Tuba Fallopi) 
Oviduct merupakan saluran yang bertugas untuk menghantarkan sel telur (ovum) dari ovarium ke uterus. Oviduct digantung oleh suatu ligamentum yaitu mesosalpink yang merupakan saluran kecil yang berkelok-kelok dari depan ovarium dan berlanjut di tanduk uterus.
Oviduct terbagi menjadi 3 bagian. Pertama adalah infundibulum, yaitu ujung oviduct yang letaknya paling dekat dengan ovarium. Infundibulum memiliki mulut dengan bentuk berjumbai yang berfungsi untuk menangkap ovum yang telah diovulasikan oleh ovarium. Mulut infundibulum ini disebut fimbria. Salah satu ujungnya menempel pada ovarium sehinga pada saat ovulasi dapat menangkap ovum. Sedangkan lubang infundibulum yang dilewati ovum menuju uterus disebut ostium.
 Setelah ovum ditangkap oleh fimbria, kemudian menuju ampula yaitu bagian oviduct yang kedua, di tempat inilah akan terjadi fertilisasi. Sel spermatozoa akan menunggu ovum di ampula untuk dibuahi. Panjang ampula merupakan setengah dari panjang oviduct. Ampula bersambung dengan bagian oviduct yang terakhir yaitu isthmus. Bagian yang membatasi antara ampula dengan isthmus disebut ampulary ismich junction. Isthmus dihubungkan langsung ke uterus bagian cornu (tanduk) sehingga di antara keduanya dibatasi oleh utero tubal junction.
Dinding oviduct terdiri atas 3 lapisan yaitu membrana serosa merupakan lapisan terdiri dari jaringan ikat dan paling besar, membrana muscularis merupakan lapisan otot dan membrana mucosa merupakan lapisan yang membatasi lumen.
Fungsi oviduct :
a. menerima sel telur yang diovulasikan oleh ovarium,
b. transport spermatozoa dari uterus menuju tempat pembuahan
c. tempat pertemuan antara ovum dan spermatozoa (fertilisasi)
d. tempat terjadinya kapasitasi spermatozoa
e. memproduksi cairan sebagai media pembuahan dan kapasitasi spermatozoa
f. transport yang telah dibuahi (zigot) menuju uterus.
2. Uterus
Uterus merupakan struktur saluran muskuler yang diperlukan untuk menerima ovum yang telah dibuahi dan perkembangan zigot. Uterus digantung oleh ligamentum yaitu mesometrium yaitu saluran yang bertaut pada dinding ruang abdomen dan ruang pelvis. Dinding uterus terdapat 3 lapisan, lapisan dalam disebut endometrium, lapisan tengah disebut myometrium dan lapisan luar disebut perimetrium.
Uterus terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama adalah cornu uteri atau tanduk uterus. Cornu uteri ini jumlahnya ada 2 dan persis menyerupai tanduk yang melengkung. Cornu uteri merupakan bagian uterus yang berhubungan dengan oviduct. Kedua cornu ini memiliki satu badan uterus yang disebut corpus uteri dan merupakan bagian uterus yang kedua. Corpus uteri berfungsi sebagai tempat perkembangan embrio dan implantasi. Selain itu pada corpus uteri terbentuk PGF2 alfa. Bagian uterus yang ketiga adalah cervix atau leher uterus.
Bentuk-bentuk uterus ada 3, yaitu: 
a.    uterus bicornus: cornu uteri sangat panjang tetapi corpus uteri sangat pendek. Contoh pada babi.
b.    uterus bipartinus: corpus uteri sangat panjang dan di antara kedua cornu terdapat penyekat. Contoh pada sapi cornunya membentuk spiral. 
c.    uterus duplex: cervixnya terdapat dinding penyekat. Contoh: uterus pada kelinci dan marmut. 
d.   uterus simple: bentuknya seperti buah pir. Contoh: uterus pada manusia dan primata.
Fungsi uterus: 
1) saluran yang dilewati gamet (spermatozoa). Spermatozoa akan membuahi sel telur pada ampula. Secara otomatis untuk mencapai ampulla akan melewati uterus dahulu. 
2) tempat terjadinya implantasi. Implantasi adalah penempelan emrio pada endometrium uterus. 
3) tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio. 
4) berperan pada proses kelahiran (parturisi). 
5) pada hewan betina yang tidak bunting berfungsi mengatur siklus estrus dan fungsi corpus luteum dengan memproduksi PGF2 alfa.
Di dalam uterus terdapat curuncula yang berfungsi untuk melindungi embrio pada saat ternak bunting. Hasil pengukuran uterus pada praktikum ini, panjang corpus uteri adalah 20 cm, panjang cornu uteri adalah 13 cm. Menurut Lindsay et al., (1982) bahwa uterus pada sapi yang tidak bunting memiliki diameter 5 sampai 6 cm. Perbedaan ini dipengaruhi oleh umur, bangsa ataupun kondisi ternak.
3.    Cerviks 
Cervix terletak di antara uterus dan vagina sehingga dikatakan sebagai pintu masuk ke dalam uterus. Cervix ini tersusun atas otot daging sphincter. Terdapat lumen cervix yang terbentuk dari gelang penonjolan mucosa cervix dan akan menutup pada saat terjadi estrus dan kelahiran. Cervix menghasilkan cairan yang dapat memberi jalan pada spermatozoa menuju ampula dan untuk menyeleksi sperma.
Selama birahi dan kopulasi, serviks berperan sebagai masuknya sperma. Jika kemudian terjadi kebuntingan saluran uterin itu tertutup dengan sempurna guna melindungi fetus. Beberapa saat sebelum kelahiran, pintu itu mulai terbuka, serviks mengembang, hingga fetus dan membran dapat melaluinya pada saat kelahiran
Fungsi dari cervix adalah menutup lumen uterus sehingga menutup kemungkinan untuk masuknya mikroorganisme ke dalam uterus dan sebagai tempat reservoir spermatozoa.
4.      Vagina 
Vagina adalah organ kelamin betina dengan struktur selubung muskuler yang terletak di dalam rongga pelvis dorsal dari vesica urinaria, dan berfungsi sebagai alat kopulatoris dan sebagai tempat berlalu bagi fetus sewaktu partus. Vagina mempunyai kesanggupan berkembang yang cukup besar. Vagina terbagi atas bagian Vestibulum yaitu bagian ke sebelah luar yang berhubungan dengan vulva, Portio vaginalis cervicis yaitu bagian ke sebelah dalam cerviks.
Legokan yang dibentuk oleh penonjolan cervik ke dalam vagina disebut fornix. Fornix dapat membentuk lingkaran penuh sekeliling cervix seperti pada kuda atau tidak ada sama sekali seperti pada babi. Suatu fornix dorsal ditemukan pada sapi dan domba.
Ujung caudal vagina berbatasan tepat cranial dari muara uretra di daerah hymen. Hymen adalah suatu kontriksi sirkuler antara vagina dan vulva. Hymen dapat menetap dalam berbagai derajat pada semua species, dari suatu pita sentral tipis dan vertikal sampai suatu struktur yang sama sekali tidak tembus (hymen imperforata). Sekitar 14 persen sapi-sapi dara memiliki sisa-sisa hymen, yang biasannya menghilang sesudah kopulasi atau kelahiran, lipatan-lipatan hymen yang jelas ditemukan pada kuda.
Dinding vagina terdiri dari mucosa,muskularis dan serosa. Selaput lendir terdiri dari sel-sel epithel tak berkelenjar, bersusun dan squamous, kecuali pada sapi, pada sapi, beberapa sel mucous terdapat di bagian cranial dekat cervik dan permukaan epithel tidak berkornifikasi, mungkin karena kadar estrogen yang rendah dalam sirkulasi darah. Perubahan-perubahan siklik yang terjadi pada epithel vagina dapat diikuti dengan tehnik preparat ulas bahan vaginal. Akan tetapi tehnik ini hanya jelas pada hewan-hewan yang bersiklus birahi pendek seperti tikus.
Selubung muskuler vagina tidak berkembang baik sebaik bagian luar uterus. Terdiri dari selapis sirkuler tebal di bagian dalam dan selapis tipis luar, lapisan terakhir bersambung sampai jarak tertentu ke uterus, sapi khas memiliki otot sphincer cranial disamping urat otot sphincer caudal (pada tempat pertemuan vagina dan vestibulum) yang ditemukan pada ternak mamalia yang lain. Lapisan muskularis cukup baik disuplai dengan buluh-buluh darah, berkas-berkas syaraf, kelompok-kelompok kecil sel-sel syaraf dan jaringan ikat longgar dan padat.
Lapisan muskulatur di bagian vagina terdiri dari dua lapis yaitu:
a. Lapis memanjang (longitudinal) tipis merupakan lapisan luar.
b. Lapis lingkar (circulair) agak tebal , berada di bagian dalam.
Diantara kedua lapisan muskulatur, terdapat tenunan ikat longgar maupun padat, yang banyak terdapat flexus-flexus vena dan kelompok sel syaraf perasa. Pada hewan betina dara terdapat selaput tipis yang merupakan sekat antara vestibulum vaginae dan portio vaginalis cervicis yang disebut Hymen. Pada umumnya hymen karena tipisnya robek dan hilang pada waktu hewan mencapai dewasa.



















1. Struktur organ reproduksi jantan.
Secara anatomik, alat kelamin jantan dapat dibagi menjadi 3 bagian besar, yaitu
a.       Kelenjar benih – testis
b.      Saluran reproduksi – rete testis, vas eferens, epididimis, vas deferens, uretra, serta kelenjar mani (kel.vesikularis, kel.prostat, kelenjar bulbouretralis/cowper)
                                    Alat kelamin luar – penis, skrotum, dan preputium
1)      Testis
Struktur : bentuk bulat panjang, terbungkus oleh tunika albugenia yang mengandung syaraf & pembuluh darah yang berkelok-kelok.
Fungsi     : menghasilkan spermatozoa (pd tubulus seminiferus), dan penghasil hormon androgen-testosteron (o/ sel Leydig). Jg terdapat sel sertoli yg berfungsi nutritif u/sperma.
Testis di bungkus oleh skrotum
2)     Epididimis
Anatomi epididimis, terdiri dari 3 bagian, yakni :
a.    Caput epididimis - muara dari sejumlah duktus eferents dan terletak pada bagian ujung atas dari testes
b.    Corpus epididimis - saluran kelanjutan dari caput yang berada di luar
c.   Cauda epididimis - kelanjutan dari corpus yang terletak pada bagian ujung bawah testes
3)   Vas Deferens
Saluran yang menghubungkan cauda epididimis dengan uretra. Vas deferens b’sama pblh darah dan syaraf testis memasuki ruang abdomen disebut funiculus spermaticus.
Sebelum koitus terjadi, yaitu pada saat rangsangan seksuil terjadi, vas eferens berkontraksi dan gerak persitaltik yang terjadi mengalirkan sperma dari bagian ekor epididimis ke dalam ampula.
4) Penis
       2 fungsi utamanya, yaitu menyemprotkan semen ke dalam alat reproduksi betina & u/ lewatnya urin
1.    Pada sapi, bentukx bulat panjang, bertipe fibro elastis
2.      Terbungkus o/ tunika albugenia.
3.      Dilengkapi m. retraktor penis yg dpt merelax dan melengkung, serta corpus cavernosum penis u/ menegakkan penis, menyatu pd glans penis disebut corpus fibrosum
4.      Dibagi menjdi 3 bagian :
a.       Bag. Pangkal, disebut crus penis.
b.      Bag. Badan, di tenghnya melipat melingkar membentuk huruf S “sigmoid”
c.       Bag. Ujung, disebut “glans penis”
b)      Praeputium
1.    Merupakan alat pelindung penis dari pengaruh luar & kekeringan, berasal dari kulit.
2.      Celah praeputium sapi dewasa + 5 cm dari caudal tali pusat, lebar + 3 jari. Disekitarnya ditumbuhi bulu-bulu pelindung yang lebih panjang dari bulu biasanya.
3.      Ruang praeputium yang berisi penis panjangnya 35-40 cm, dengan diameter 3-4 cm.
4.      Dinding praeputium dilapisis kel.berbentuk tabung, dengan sekresi kental berlemak. Kadang terdapat smega praeputii (campuran sekresi praeputium dgn reruntuk epitel dan bakteri pembusuk).
2. Struktur bentuk dan panjang organ reproduksi betina
                a. Ovarium
Fungsi dari ovarium adalah menghasilkan telur. Hal ini sesuai dengan pendapat Wodzicka et all., (1991) yang menyatakan bahwa ovari pada domba betina berbentuk oval dengan panjang kira-kira 1,5 cm. Ovari terdiri dari 2 bagian utama yaitu zona vaskular (medulla) dan zona parenkima. Partodihardjo (1980) Ovarium atau gonad merupakan bagian alat kelamin yang utama, ovarium menghasilkan telur, oleh karena itu dalam bahasa Indonesia seringkali disebut induk telur. Ovarium sapi pada umumnya berbentuk oval besarnya kira-kira sebesar biji kacang tanah sampai sebesar buah pala. Diameternya 0,75 cm sampai 5 cm. Ovarium kanan umumnya lebih besar dari ovarium kiri yang disebabkan karena fisiologik ovarium kanan lebih aktif daripada yang kiri.
b.      Tuba fallopi
tuba falopii atau oviduct tersebut berbentuk tabung yang berkelok-kelok apabila diluruskan panjangnya bisa mencapai lebih kurrang 15 cm, fungsi dari tuba falopii tersebut adalah tempat terjadinya pembuahan tempat bertemunya spermaozoa dan sel telur.
c.       Uterus
uterus terdiri atas bagian badan yang pendek (3-4 cm) dan dua kornua (tanduk) yang menggulung dengan panjang kira-kira 10 cm. Kedua kornua digabungkan beberapa sentimeter oleh suatu ligamentum sehingga bagian badan kelihatannya agak lebih panjang. Partodihardjo (1980).
d.      Serviks
Serviks mempunyai cairan serviks yang berfungsi memberi jalan dan arah bagi spermatozoa yang disemprotkan oleh penis dalam vagina. Spermatozoa akan berenang mengikuti asal arah cairan. Pada babi ujung penis sewaktu kopulasi menerobos masuk ke dalam lumen serviks karena vagina babi biasanya pendek  15 cm. Pada sapi serviks itu demikian meluasnya sehingga segera setelah fetus meninggalkan uterus sepintas lalu kita tidak dapat mengenal vagina, serviks atau uterus. Saliasbury (1985) Serviks merupakan bagian dari alat reproduksi yang berdinding tebal dengan panjang 5-10 cm dari tempat sambungan dengan uterus ke arah belakang yang berkesinambungan dengan vagina yang berdinding tipis.
e.       Vagina
            Berdsarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diktahui bahwa vagina berada didalam pelvis, pada ternak betina normal akan terjadi perubahan pada saat birahi hal ini sesuai degan pendapat Wodzicka et all., (1991) vagina terletak di dalam pelvis Partodihardjo, (1980) Hewan betina yang nomal dan tidak bunting , epitel mukosa vaginanya secara periodik berubah. Perubahan ini berada di bawah pengaruh hormon yang disekresikan oleh ovarium.

f.       Vulva
            Berdsarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa vulva berada pada bagian paling luar organ reproduksi ternak betina pada vulva terdapat bulu-bulu halus, vulva berfungsi sebagai tempat tempat masuknya penis ternak jantan, hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Wodzicka et all., (1991)



























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Organ reproduksi primer terdiri dari testis
2.      Organ reproduksi sekunder terdiri dari epididimis, vas defferens/ductus efferent, skrotum, penis; organ reproduksi tambahan/aksesoris terdiri dari vesicula urinaria, kelenjar prostata, kelenjar cowper/bulbo uretralis.
3.      Organ reproduksi primer betina yaitu ovarium.
4.      Organ reproduksi sekunder yaitu: oviduk, uterus, serviks, dan vagina.



















DAFTAR PUSTAKA

Anonim.Tanpatahun.Sistemreproduksi.  http://pertanian.uns.ac.id/~adimagna/IlmuTernak%20Un gasReproduksi.htm.
Feradis. 2010. Reproduksi Ternak. Alfabetha:Bandung.
Frandson, R. D. 1993. Anatomi dan Fisiologi Ternak (Terjemahan). Edisi ke empat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Partodihardjo, S. 1980. Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara, Jakarta
Saliasbury, G.M. 1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan pada Sapi. Gadjah. Mada University Press, Yogyakarta.
Wodzicka, M, I.K. Sutama, I. G. Putu, T.G. Chaniago. 1991. Reproduksi, Tingkah laku dan Produksi Ternak Di Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta