Assalamu alaikum teman-teman.... J
Jawab dong salam aku...
Kali ini saya ingin memposting pengalaman pesan dan kesan saya selama kerja kelompok Aplikasi Kompter dalam Bidang Ilmu Peternakan. Ada beberapa tugas yang diberikan sama dosen tentang analisis suatu usaha yang berkaitan dengan peternakan, dengan menggunakan aplikasi excel.
Saya kelompok 6 dan teman kelompok saya itu Isra nurfadilah haris, Radhiyah Ramdani, M.Rizal dan Usman. Judul usaha yang ingin kami ambil dari teknologi hasil ternak yaitu: Analisis Usaha pembuatan telur Asin.
Pada waktu kerja kelompok hari pertama di kontrakan salah satu Teman kelompok lain yaitu Nur islamiah, kami sepakat untuk kerja kelompok bareng-bareng disana bersama teman-teman tapi, semuanya perempuan. Hmmm... pada saat sampai disana ada beberapa yang sudah mengerjakan tetapi banyak pula yang sibuk dengan HP nya masing-masing karena maklum numpang dapat wifi gratis hehehe....jadi sibuk main sosmednya ada juga yang cuman cerita- cerita mudah-mudahan bukan ngegosip yah.....Tetapi, saya tidak peduli dengan hal itu, urusan mereka yang jelas saya dan isra sudah mencari contoh materi.
Tak lama kami mengerjakan tugas, hal-hal aneh pun terjadi salah satu dari teman kami yaitu Radhiyah tiba-tiba muntah dan pingsan Astagfirullahhalazim... kamipun semua panik karena dia terus menangis dan tidak sadarkan diri, karena semuanya panik, radhiyah ingin pulang, kami pun mengcancel kerja kelompok dan mengantar radhiyah pulang, tetapi anehnya pada saat mau di antar ke gerbang tiba-tiba dia tidak ingin lewat gerbang pintu kostnya Islamiah katanya ada sesosok mahluk yang tidak memiliki badan. Iiiih..... tatut, teman-teman lainpun ikut pulang. Kerja kelompokpun dicancel dan belum ada yang selesai.
Hari kedua, kami ingin kerja kelompok di Baper alias balai peternaka dekat gedung E setelah kuliah. Tugas yang kemaren belum selesai jadi kita lanjutkan, tetapi banyak yang tidak mengetahui menggunakan aplikasi excel, duuuh... jadi kita searhcing lagi dan bertanya kepada teman-teman yang lebih pintar menggunakan aplikasi tersebut. Tetapi, tidak ada juga yang tahu L Maklum kita sudah lama tidak menggunakan excel. Padahal waktunya, sudah mepet loh, kerja tugas individu aja blum ada yang selesai. Menurut saya, tugas kali ini agak susah karena disuruh membuat suatu analisis usaha dengan menggunaka aplikasi excel, kita belum tahu tentang hal itu.
Karena dikampus juga belum selesai, akhirnya kita pulang ke rumah, nanti sampai disana baru dikerja, sesampai di rumah setelah istirahat saya dan M. Rizal mencoba memecahkan rumus-rumus excel, tetapi belum slesai juga, ada sih beberapa yang sudah dijawab, karena sudah sore semuanya pulang, dan radhiyah juga katanya mau ke agung. Jadi, saya sendiri yang mengerjakan sampai larut malam, saya sudah tidak tau apakah ini sudah cocok atau belum, tetapi setidaknya sy sudah berusaha semampuku...
Ada beberapa saran untuk teman-teman kelompok, jika kita mengerjakan suatu pekerjaan kelompok itu seharusnya mengerjakan secara bersama-sama, karena disanalah akan terjalin kekompakan, kebersamaan dan saling tahu serta bebagi ilmu. Bukan, kerja perindividu. Ini hanya sekedar saran ajah yah.... supaya keja kelompok selanjutnya jangan hanya satu atau dua orang yang mengerjakan, capek tonjaki kapang..... kerja kelompok lebih ringan mengerjakannya dari pada perorangan.
Pesan untuk tugas ini pak, sebaiknya berikan dulu contoh analisis usaha atau mempelajari tentang excel terlebih dahulu baru kita disuruh membuat tugas seperti ini.
Yaph... mungkin itu ajah yang saya utarakan disini, maafkan jika ada salah kataku ketika kkerja kelompok karena taka ada gading yang tak retak tak ada manusia yang sempurna. Terima kasih wassalamu alaikum......
Jumat, 08 April 2016
Minggu, 03 April 2016
MAKALAH REPRODUKSI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha
peternakan (animal farming) merupakan
sector ekonomi yang penting baik di negara beriklim sedang maupun di
negara-negara tropis di dunia. Terdapat perbedaan yang cenderung semakin
membesar antara meningkatnya populasi (penduduk) dunia dan kemampuan bumi untuk
memproduksi makanan, yang kecepatan peningkatannya kurang dari kecepatan
pertumbuhan populasi.
Keberhasilan
usaha perbaikan peternakan dan peningkatan populasi ternak tidak dapat
dicapai hanya dengan bantuan material dan biaya dari pemerintah tetapi harus
ditunjang pula oleh pengerian, pengetahuan, dan ketermapilan semua pihak yang
berkecimpung dalam usaha pengembangan produksi peternakan, baik perencana dan
pelaksana, maupun calon-calon perencana dan peternaknya sendiri, khususnya
dalam bidang reproduksi dan inseminasi buatan.
Reproduksi
merupakan proses penting bagi semua bentuk kehidupan. Tanpa melakukan
reproduksi, tak satu spesies pun didunia ini yang mampu hidup lestari, begitu
pula dengan hewan ternak baik betina maupun jantan. Fungsi alamiah seekor hewan jantan adalah menghasilkan
sel-sel kelamin jantan atau spermatozoa yang hidup, aktif dan potensial fertil,
dan secara sempurna meletakakannya ke dalam saluran kelamin betina. Inseminasi
buatan hanya memodifiser cara dan tempat peletakan spermatozoa.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan organ
reproduksi jantan primer?
2.
Apa yang dimaksud dengan organ
reproduksi jantan sekunder?
3.
Apa yang dimaksud dengan organ
reproduksi betina primer?
4.
Apa yang dimaksud dengan organ
reproduksi betina sekunder?
5.
Bagaimana struktur organ reproduksi
jantan dan betina?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui organ reproduksi jantan
primer?
2.
Mengetahui organ reproduksi jantan
sekunder?
3.
Mengetahui organ reproduksi betina
primer?
4.
Mengetahui organ reproduksi betina
sekunder?
5.
Mengetahui struktur organ reproduksi
jantan dan betina?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Organ reproduksi jantan primer
Organ
reproduksi hewan jantan dapat dibagi atas 3 komponen ; (a) organ kelamin
primer, yaitu gonad jantan dinamakan testis tetisculus, disebut juga orchis
didymos. (b) sekelompok kelenjar-kelenjar kelamin pelengkap kelenjar-kelenjar
vesikularis, prostat dan cowper dan saluran-saluran yang terdiri dari epidimis
dan vas deferens, dan (c) alat kelamin luar atau kopulatoris yaitu penis.
(Toelihere, 1979 dan Marawali,2001).
Testes sebagai organ kelamin primer
mempunyai 2 fungsi yaitu :
1.menghasilkan spermatozoa atau
sel-sel kelamin jantan.
2. Mengsekresikan hormone kelamin
jantan dan testoteron.
Spermatozoa dihasilkan dalam tubuli seminiferi atas
pengaruh FSH(Folicel Stimulating Hormone) sedangkan testosterone diproduksi
oleh sel-sel interstitial dari sel Leydig atas pengaruh ICSH (Interstitial Cell
Stimulating Hormone) . (Toelihere,1979).
Testis adalah
organ reproduksi primer pada ternak jantan, sebagaimana halnya ovarium pada
ternak betina. Testis dikatakan sebagai organ primer karena berfungsi
menghasilkan gamet jantan (spermatozoa) ( Saputro et al, 2008).
Tahapan spermarogenesis meliputi spermatogonium, spermatositprimer,
spermatosit skunder, spermatid muda, dan spermatid matang
( Susatyo dan Chaeri, 2009).
Testis dibungkus
oleh kapsul putih mengkilat (tunica albuginea) yang banyak mengandung
serabut syaraf dan pembuluh darah yang terlihat berkelok-kelok. Di bawah tunica
albuginea terdapat parenkim yang menjalankan fungsi testis. Parenkim
membentuk saluran yang berkelok-kelok (Frandson, 1992). Secara sentral, septula
testis berlanjut dengan jaringan ikat longgar dari mediastinum testis.
Kuda jantan, mediastinum testis terbatas pada kutub kranial testis,
tetapi pada hewan piaraan umumnya menempati posisi sentral. Jaringan ikat yang
mengisi ruang intertubular mengandung pembuluh darah dan limfe, fibrosit,
sel-sel mononuklear bebas dan sel interstisial endokrin (sel Leydig)
(Dellman, 1992).
Sel leydig
adalah sel diantara sel sertoli. Fungsi sel ini adalah memberikan respon
FSH dengan mensintesa dan mensekresi testosteron dalam pola yang
tergantung pada dosis. Selain reseptor LH, ditemukan pula reseptor prolaktin
dan inhibin di dalam sel Leydig. Prolaktin dan inhibin memfasilitasi
aktivasi stimulasi yang dilakukan oleh LH pada produksi testosteron, namun
keduanya tidak bisa melakukannya sendiri-sendiri (Widjanarko, 2011).
Sel-sel sertoli
mempunyai fungsi khusus dalam proses spermatogenesis. Fungsi sel–sel
sertoli adalah:
1) memberi lingkungan
tempat khusus untuk berkembangnya sel–sel germinal. Sel ini mensekresikan
cairan yang membasahi sel–sel germinal, dan juga mensekresi cairan tambahan ke
lumen tubulus seminiferus untuk menyediakan nutrisi bagi sperma
yang berkembang dan baru dibentuk,
2) Memainkan peranan
dalam perubahan spermatosit menjadi sperma suatu proses yang
disebut spermiasi,
3) Mensekresi bebrapa
hormon yang memiliki fungsi penting antara lain factor inhibisi muller
(FIM) disekresi oleh testis selama perkembangan janin untuk menghambat
pembentukan tuba fallopi dariductus muller, ekstradiol merupakan
hormon kelamin feminism yang penting, Inhibin yang merupakan umpan balik dari
inhibisi pada kelenjar hypophysis untuk anterior untuk mencegah sekresi
yang berlebihan dari hormon perangsang folikel (Dellmann, 1992).
B. Organ Kelamin Sekunder jantan
1. Vas Deferens
Vas deferens (ductus deferens)
adalah pipa berotot yang pada saat ejakulasi mendorong spermatozoa dari
Epididymis ke duktus ejakulatoris dalam uretra prostatik. Vas deferens
meninggalkan ekor Epididymis bergerak melalui kanal inguinal yang merupakan bagian dari korda spermatic dan
pada cincin inguinal internal memutar
ke belakang, memisah dari pembuluh darah dan saraf dari korda. Selanjutnya dua
vas deferens mendekati uretra, bersatu dan kemudian ke dorso caudal kandung
kemih, serta dalam lipatan peritoneum yang disebut lipatan urogenital (genital fold) yang dapat disamakan dengan
ligamentum lebar pada betina (Frandson, 1992).
Vas deferens
mengangkut sperma dari ekor Epididymis ke uretra. Dindingnya mengandung
otot-otot licin yang penting dalam mekanisasi pengangkutan semen waktu
ejakulasi. Diameternya mencapai 2 mm dan konsistensinya seperti tali berwarna
kekuningan. Dekat badan Epididymis, vas deferens menjadi lurus dan bersama
buluh-buluh darah dan lymphe serta serabut-serabut saraf, membentuk funiculus spermaticus
yang berjalan melalui canalis ingualis ke dalam cavum abdominalis. Ampulla pada
sapi mempunyai panjang 10 sampai 14 cm, dengan diameternya 2 sampai 2,5 cm.
Ampulla tidak terdapat pada anjing, babi kecil dan kucing (Toelihere, 1977).
Vas deferens
berfungsi untuk mengangkut sperma dari ekor Epididymis ke urethra.
Dindingnya mengandung otot-otot licin yang penting dalam mekanisasi
pengangkutan semen waktu ejakulasi. Diameternya dapat mencapai 2 mm, dengan
panjang 5-10 cm dan konsistensinya seperti tali dekat ekor Epididymis, vas
deferens berliku-liku dan berjalan sejajar dengan badan Epididymis. Dekat
kepala Epididymis, vas deferens menjadi lurus dan bersama buluh- buluh darah
dan limfe dan serabut syaraf, membentuk funiculus spermaticus yang berjalan
melalui canalis inguinalais ke dalam cavum abdominalis. Kedua vas deferens,
yang terletak sebelah menyebelah di atas vesica urinaria, lambat laun menebal
dan membesar membentuk ampullae ductus deferentis (Bhima, 2009).
2. Epididymis
Epididymis adalah suatu struktur yang memanjang yang bertaut
rapat dengan testis. Epididymis mengandung ductus Epididymis yang sangat
berliku-liku, dan mencapai panjang lebih 40 meter jantan dewasa dan kurang
lebih 60 meter pada babi dan 80 meterpada kuda. Epididymis dapat dibagi atas
kepala, badan, dan ekor. Kepala (caput Epididymis) membentuk suatu penonjolan
dasar dan agak berbentuk mangkok yang dimulai pada ujung proximal testis.
Umumnya Epididymis berbentuk U, berbeda-beda dalam ukurannya dan menutupi
seluas 1/3 dari bagian testis. Melalui serosa, saluran Epididymis tersusun
dalam lobuli dan mengandung ductus efferentes testis dengan saluran Epididymis
berjumlah 13 sampai 15 buah dekat ujung proximal testis, caput Epididymis
menjadi pipih dan bersambung ke badan (corpus Epididymis) yang langsing dan
berjalan distal sepanjang tepi posterior testis. Pada ujung distal testis,
corpus menjelma menjadi cauda Epididymis yang pada sapi dewasa mencapai ukuran
sebesar ibu jari dan agak berayun dalam kedudukannya. Didekat ligamentum
testis, saluran Epididymis menjadi lebih kasar pada pelipatan sekeliling
ligamen, bersambung ke proximal sebagai ductus deferens (Toelihere, 1977).
Caput epididymis, nampak pipih di bagian apeks testis,
terdapat 12-15 buah saluran kecil, vasa efferentia yang menuyatu menjadi satu
saluran. Corpus epididymis memanjang dari apeks menurun sepanjang sumbu
memanjang testis, merupakan saluran tunggal yang bersambungan dengan cauda
epididymis. Panjang total dari epididymis diperkirakan mencapai 34 meter pada
babi dan kuda. Lumen cauda epididymis lebih lebar daripada lumen corpus
epididymis. Struktur dari epididymis dan saluran eksternal lainnya, vas
deferens dan urethra adalah serupa pada saluran reproduksi betina. Tunica
serosa di bagian luar, diikuti dengan otot daging yang licin pada bagian tengah
dan lapisan paling dalam adalah epithelial.
Epididymis mamalia merupakan alat kelamin aksesori dinamik,
tergantung pada androgen testikularis untuk memelihara status diferesiansi
epitel terdiri dari sejumlah 8-25 duktuli eferentes dan duktus Epididymis yang
panjangnya berliku-liku. Secara makrokoskopik, Epididymis terdiri dari kepala,
badan, dan ekor yang terbungkus oleh tudika albuginea tebal yang terdiri dari
jaringan ikat pekat tidak teratur, dibalut oleh lapis viseral tunika
vaginalis.pada kuda jantan, tunika albuginea memiliki sedikit sel otot polos
yang tersebar didalamnya (Brown, 1992).
Menurut Toelihere (1977), fungsi dari Epididymis ada empat
macam yaitu sebagai berikut :
a. Transportasi
Transportasi adalah masa spermatozoa dialirkan dari rete
testis ke dalam ductus efferens oleh tekanan cairan dan spermatozoa dalam
testis secara tepat bertambah banyak. Perpindahan spermatozoa dibantu oleh
gerakan silia dan gerakan peristaltik dari muskulature pada dinding ductus
Epididymis.
b. Konsentrasi
Konsentrasi merupakan tempat yang berada didalam ductus
Epididymis cairan testis yang menjadi medium masa spermatozoa, airnya diserap
oleh epitel dinding Epididymis. Sesampainya dibagian ekor konsentrasi sperma
itu menjadi sangat tinggi.
c. Maturasi
Maturasi adalah pemasakan atau pendewasaan spermatozoa.
Pemasakan ini mungkin disebabkan oleh adanya sekresi dari sel-sel epitel di
ductus Epididymis.
d. Timbunan
Bagian ekor dari Epididymis merupakan tempat penimbunan
sperma yang utama, karena disinilah yang cocok untuk penghidupan spermatozoa
yang masih belum bergerak. Kondisi ini di dalam cauda Epididymis adalah optimal
untuk mempertahankan kehidupan sperma yang berada dalam keadaan metabolisme
sangat minim apabila Epididymis ini diikat sperma akan tetap hidup dan
fertil di dalam Epididymis sampai 60 hari. Jadi dari keempat fungsi epididmis,
caput (kepala) Epididymis berfungsi sebagai tempat maturasi dan konsentrasi;
pada corpus (badan) Epididymis berfungsi sebagai transportasi sperma; sedangkan
pada bagian ekor (cauda) Epididymis berfungsi sebagai tempat penimbunan sperma.
3. Penis
Penis merupakan organ
kopulasi pada hewan jantan, membentang dari titik urethra keluar dari ruang
pelvis dibagian dorsal sampai dengan pada orificium urethra eksternal pada
ujung bebas dari penis.Menurut tipenya penis dibagi menjadi dua macam, yaitu :
a. Tipe muskulokavernosus yang terdapat
pada golongan anjing,kuda, dan sebagainya.
b. Tipe
fibroelastis terdapat pada sapi, domba, kambing, dan rusa.
Penis mempunyai fungsi sebagai alat kopulasi dan jalan
keluar air mani pada waktu ejakulasi dan mendeposisikan air mani pada alat
kelamin betina.
4. Skrotum
skrotum adalah sebuah kantung
dengan dua lobus pembungkus testes. Fungsi skrotum adalah melindungi testis
dari gangguan luar, berupa pukulan, panas,dingin, dan gangguan-gangguan mekanis
lainya. Fungsi terpenting adalah mencegah menurunnya suhu testis sampai beberapa
derajat di bawah suhu tubuh sehingga memungkinkan terjadinya proses
spermatogenesis secara sempurna.
C.
Organ
Reproduksi Primer
1. Ovarium
Gonad atau ovarium, merupakan
bagian alat kelamin yang utama, ovarium menghasilkan telur, oleh karena itu
dalam bahasa Indonesia seringkali disebut induk telur, indung telur atau ada
pula yang menyebutnya pengarang telur. Perkembangan ovarium pada masa
reproduksi diatur oleh hormon-hormon yang berasal dari kelenjar hifofisa yang
terdapat di dasar otak dalam kepala. Bentuk ovarium berbeda menurut spesiaes
hewan (Frandson, 1986)
Cavum
abdomalis memiliki dwifungsi, sebagi organ eksokrin yang menghasilkan sel telur
atau ovum dan sebagai organ endokrin yang mengekresikan hormone kelamin betina,
estrogen dan progesteron. Dimana hormon
ini berperan penting dalam menyiapkan alat-alat reproduksi untuk kebuntingan
dan memelihara kandungannya sampai melahirkan (Salisbury, 1985).
Pasangan
ovarium normal, pada sapi yang tidak bunting terletak di sebelah atas rongga
perut, 30-45 cm di sebelah dalam dari lubang vulva : (a) ovaria biasanya
terletak dekat dengan cornua uteri, yaitu tempat dimana dipertautkan dengan
ligament ovaria ; (b) ligament ini merupakan bagian dari alat penggantung lebar
yang menggantungkan saluran-saluran reproduksi pada dinding perut bagian atas
(Salisbury, 1985).
Ovarium bentuknya
biasanya bulat telur atau bulat tetapi kadang-kadang pipih berhubung dengan
pembentukan folikel dan corpoa lutea. Ukuran normal ovari sangat bervariasi
dari satu spesies ke spesies lain bahkan antara spesies juga terdapat varisasi.
Besar dan bentuk ovaria sering berubah. Ovarium umumnya berukuran panjang 32-42
mm, tinggi 19-32 mm dan lebar 13-19 mm dengan berat 10-19 gr. Pada anak sapi
ovarium kiri lebih besar dibanding dengan ovarium kanan, sedangkan pada sapi
dewasa ovarium kanan lebih besar. Sebagian besar dari permukaan ovarium
diliputi oleh lapisan epitel lembaga, ova dapat dilepaskan dari setiap tempat
pada permukaan ovarium. Medulla ovarium mengandung pembuluh darah , syaraf dan
tenunan pengikat (Salisbury, 1985).
Ovarium sapi lebih
kecil daripada kuda. Dan ovarium kanan biasanya lebih besar daripada yang kiri.
Berbentuk oval, tidak mempunyai fossa ovarii. Terletak 40-45 cm dari pintu
vulva sebelah luar. Apabila ada corpus luteum, maka lataknya superfisial,
sehingga menonjol dan dapat dilihat dari permukaan luar. Corpus luteum
berwarana kuning coklat (Aswin, 2009).
Folikel
pada ovarium bergaris tengah 12 mm pernah ditemukan pada anak sapi berumur 4-5
bulan jauh sebelum pedet. Folikel yang masak bergaris tengah 8-19 mm. Sedangkan
corpus luteum yang telah matang bergaris tengah 25-32 mm. Pada sapi yang tidak
bunting dan normal, corpus luteum hanya aktif untuk beberapa hari, lalu
mengecil. Corpus luteum pada sapi yang sedang bunting tetap tinggal dan aktif
di dalam ovarium selama kebuntingan (Salisbury, 1985).
D. Organ Kelamin Sekunder
1. Oviduct
(Tuba Fallopi)
Oviduct merupakan saluran yang bertugas untuk menghantarkan
sel telur (ovum) dari ovarium ke uterus. Oviduct digantung oleh suatu
ligamentum yaitu mesosalpink yang merupakan saluran kecil yang berkelok-kelok
dari depan ovarium dan berlanjut di tanduk uterus.
Oviduct terbagi menjadi 3 bagian. Pertama adalah
infundibulum, yaitu ujung oviduct yang letaknya paling dekat dengan ovarium.
Infundibulum memiliki mulut dengan bentuk berjumbai yang berfungsi untuk
menangkap ovum yang telah diovulasikan oleh ovarium. Mulut infundibulum ini
disebut fimbria. Salah satu ujungnya menempel pada ovarium sehinga pada saat
ovulasi dapat menangkap ovum. Sedangkan lubang infundibulum yang dilewati ovum
menuju uterus disebut ostium.
Setelah ovum
ditangkap oleh fimbria, kemudian menuju ampula yaitu bagian oviduct yang kedua,
di tempat inilah akan terjadi fertilisasi. Sel spermatozoa akan menunggu ovum
di ampula untuk dibuahi. Panjang ampula merupakan setengah dari panjang
oviduct. Ampula bersambung dengan bagian oviduct yang terakhir yaitu isthmus.
Bagian yang membatasi antara ampula dengan isthmus disebut ampulary ismich
junction. Isthmus dihubungkan langsung ke uterus bagian cornu (tanduk) sehingga
di antara keduanya dibatasi oleh utero tubal junction.
Dinding oviduct terdiri atas 3 lapisan yaitu membrana serosa
merupakan lapisan terdiri dari jaringan ikat dan paling besar, membrana
muscularis merupakan lapisan otot dan membrana mucosa merupakan lapisan yang
membatasi lumen.
Fungsi
oviduct :
a.
menerima sel telur yang diovulasikan oleh ovarium,
b.
transport spermatozoa dari uterus menuju tempat pembuahan
c.
tempat pertemuan antara ovum dan spermatozoa (fertilisasi)
d.
tempat terjadinya kapasitasi spermatozoa
e.
memproduksi cairan sebagai media pembuahan dan kapasitasi spermatozoa
f.
transport yang telah dibuahi (zigot) menuju uterus.
2. Uterus
Uterus merupakan struktur saluran muskuler yang diperlukan
untuk menerima ovum yang telah dibuahi dan perkembangan zigot. Uterus digantung
oleh ligamentum yaitu mesometrium yaitu saluran yang bertaut pada dinding ruang
abdomen dan ruang pelvis. Dinding uterus terdapat 3 lapisan, lapisan dalam
disebut endometrium, lapisan tengah disebut myometrium dan lapisan luar disebut
perimetrium.
Uterus terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama adalah cornu
uteri atau tanduk uterus. Cornu uteri ini jumlahnya ada 2 dan persis menyerupai
tanduk yang melengkung. Cornu uteri merupakan bagian uterus yang berhubungan
dengan oviduct. Kedua cornu ini memiliki satu badan uterus yang disebut corpus
uteri dan merupakan bagian uterus yang kedua. Corpus uteri berfungsi sebagai
tempat perkembangan embrio dan implantasi. Selain itu pada corpus uteri
terbentuk PGF2 alfa. Bagian uterus yang ketiga adalah cervix atau leher uterus.
Bentuk-bentuk
uterus ada 3, yaitu:
a.
uterus
bicornus: cornu uteri sangat panjang tetapi corpus uteri sangat pendek. Contoh
pada babi.
b.
uterus
bipartinus: corpus uteri sangat panjang dan di antara kedua cornu terdapat
penyekat. Contoh pada sapi cornunya membentuk spiral.
c.
uterus
duplex: cervixnya terdapat dinding penyekat. Contoh: uterus pada kelinci dan
marmut.
d. uterus simple: bentuknya seperti
buah pir. Contoh: uterus pada manusia dan primata.
Fungsi
uterus:
1) saluran
yang dilewati gamet (spermatozoa). Spermatozoa akan membuahi sel telur pada
ampula. Secara otomatis untuk mencapai ampulla akan melewati uterus
dahulu.
2) tempat
terjadinya implantasi. Implantasi adalah penempelan emrio pada endometrium
uterus.
3) tempat
pertumbuhan dan perkembangan embrio.
4)
berperan pada proses kelahiran (parturisi).
5) pada
hewan betina yang tidak bunting berfungsi mengatur siklus estrus dan fungsi
corpus luteum dengan memproduksi PGF2 alfa.
Di dalam uterus terdapat curuncula yang berfungsi untuk
melindungi embrio pada saat ternak bunting. Hasil pengukuran uterus pada
praktikum ini, panjang corpus uteri adalah 20 cm, panjang cornu uteri adalah 13
cm. Menurut Lindsay et al., (1982) bahwa uterus pada sapi yang tidak bunting
memiliki diameter 5 sampai 6 cm. Perbedaan ini dipengaruhi oleh umur, bangsa ataupun
kondisi ternak.
3. Cerviks
Cervix terletak di antara uterus dan vagina sehingga
dikatakan sebagai pintu masuk ke dalam uterus. Cervix ini tersusun atas otot
daging sphincter. Terdapat lumen cervix yang terbentuk dari gelang penonjolan
mucosa cervix dan akan menutup pada saat terjadi estrus dan kelahiran. Cervix
menghasilkan cairan yang dapat memberi jalan pada spermatozoa menuju ampula dan
untuk menyeleksi sperma.
Selama birahi dan kopulasi, serviks berperan sebagai
masuknya sperma. Jika kemudian terjadi kebuntingan saluran uterin itu tertutup
dengan sempurna guna melindungi fetus. Beberapa saat sebelum kelahiran, pintu
itu mulai terbuka, serviks mengembang, hingga fetus dan membran dapat
melaluinya pada saat kelahiran
Fungsi dari cervix adalah menutup lumen uterus sehingga
menutup kemungkinan untuk masuknya mikroorganisme ke dalam uterus dan sebagai
tempat reservoir spermatozoa.
4. Vagina
Vagina adalah organ kelamin betina dengan struktur
selubung muskuler yang terletak di dalam rongga pelvis dorsal dari vesica
urinaria, dan berfungsi sebagai alat kopulatoris dan sebagai tempat berlalu
bagi fetus sewaktu partus. Vagina mempunyai kesanggupan berkembang yang cukup
besar. Vagina terbagi atas bagian Vestibulum yaitu bagian ke sebelah
luar yang berhubungan dengan vulva, Portio vaginalis cervicis yaitu
bagian ke sebelah dalam cerviks.
Legokan yang dibentuk oleh penonjolan cervik ke dalam
vagina disebut fornix. Fornix dapat membentuk lingkaran penuh sekeliling
cervix seperti pada kuda atau tidak ada sama sekali seperti pada babi. Suatu fornix
dorsal ditemukan pada sapi dan domba.
Ujung caudal vagina berbatasan tepat cranial dari muara
uretra di daerah hymen. Hymen adalah suatu kontriksi sirkuler antara
vagina dan vulva. Hymen dapat menetap dalam berbagai derajat pada semua
species, dari suatu pita sentral tipis dan vertikal sampai suatu struktur yang
sama sekali tidak tembus (hymen imperforata). Sekitar 14 persen
sapi-sapi dara memiliki sisa-sisa hymen, yang biasannya menghilang sesudah
kopulasi atau kelahiran, lipatan-lipatan hymen yang jelas ditemukan pada kuda.
Dinding vagina terdiri dari mucosa,muskularis dan serosa.
Selaput lendir terdiri dari sel-sel epithel tak berkelenjar, bersusun dan
squamous, kecuali pada sapi, pada sapi, beberapa sel mucous terdapat di bagian
cranial dekat cervik dan permukaan epithel tidak berkornifikasi, mungkin karena
kadar estrogen yang rendah dalam sirkulasi darah. Perubahan-perubahan siklik
yang terjadi pada epithel vagina dapat diikuti dengan tehnik preparat ulas
bahan vaginal. Akan tetapi tehnik ini hanya jelas pada hewan-hewan yang
bersiklus birahi pendek seperti tikus.
Selubung muskuler vagina tidak berkembang baik sebaik
bagian luar uterus. Terdiri dari selapis sirkuler tebal di bagian dalam dan
selapis tipis luar, lapisan terakhir bersambung sampai jarak tertentu ke
uterus, sapi khas memiliki otot sphincer cranial disamping urat otot sphincer
caudal (pada tempat pertemuan vagina dan vestibulum) yang ditemukan pada ternak
mamalia yang lain. Lapisan muskularis cukup baik disuplai dengan buluh-buluh
darah, berkas-berkas syaraf, kelompok-kelompok kecil sel-sel syaraf dan
jaringan ikat longgar dan padat.
Lapisan muskulatur di bagian vagina
terdiri dari dua lapis yaitu:
a. Lapis memanjang
(longitudinal) tipis merupakan lapisan luar.
b. Lapis lingkar (circulair) agak tebal
, berada di bagian dalam.
Diantara kedua lapisan muskulatur, terdapat tenunan ikat
longgar maupun padat, yang banyak terdapat flexus-flexus vena dan kelompok sel
syaraf perasa. Pada hewan betina dara terdapat selaput tipis yang merupakan
sekat antara vestibulum vaginae dan portio vaginalis cervicis yang disebut
Hymen. Pada umumnya hymen karena tipisnya robek dan hilang pada waktu hewan
mencapai dewasa.
1. Struktur organ reproduksi jantan.
Secara anatomik, alat
kelamin jantan dapat dibagi menjadi 3 bagian besar, yaitu
a.
Kelenjar benih –
testis
b.
Saluran reproduksi –
rete testis, vas eferens, epididimis, vas deferens, uretra, serta kelenjar mani
(kel.vesikularis, kel.prostat, kelenjar bulbouretralis/cowper)
Alat kelamin luar –
penis, skrotum, dan preputium
1)
Testis
Struktur : bentuk bulat panjang, terbungkus oleh
tunika albugenia yang mengandung syaraf & pembuluh darah yang berkelok-kelok.
Fungsi : menghasilkan
spermatozoa (pd tubulus seminiferus), dan penghasil hormon androgen-testosteron
(o/ sel Leydig). Jg terdapat sel sertoli yg berfungsi nutritif u/sperma.
Testis di bungkus oleh skrotum
2) Epididimis
Anatomi epididimis,
terdiri dari 3 bagian, yakni :
a. Caput epididimis - muara dari
sejumlah duktus eferents dan terletak pada bagian ujung atas dari testes
b. Corpus epididimis - saluran
kelanjutan dari caput yang berada di luar
c. Cauda epididimis - kelanjutan dari
corpus yang terletak pada bagian ujung bawah testes
3) Vas Deferens
Saluran yang
menghubungkan cauda epididimis dengan uretra. Vas deferens b’sama pblh darah
dan syaraf testis memasuki ruang abdomen disebut funiculus spermaticus.
Sebelum koitus terjadi,
yaitu pada saat rangsangan seksuil terjadi, vas eferens berkontraksi dan gerak
persitaltik yang terjadi mengalirkan sperma dari bagian ekor epididimis ke
dalam ampula.
4) Penis
2 fungsi utamanya,
yaitu menyemprotkan semen ke dalam alat reproduksi betina & u/ lewatnya
urin
1.
Pada sapi, bentukx bulat panjang, bertipe fibro elastis
2.
Terbungkus o/ tunika albugenia.
3.
Dilengkapi m. retraktor penis yg dpt merelax dan melengkung, serta corpus
cavernosum penis u/ menegakkan penis, menyatu pd glans penis disebut corpus
fibrosum
4.
Dibagi menjdi 3 bagian :
a.
Bag. Pangkal, disebut crus penis.
b.
Bag. Badan, di tenghnya melipat melingkar membentuk huruf S “sigmoid”
c.
Bag. Ujung, disebut “glans penis”
b)
Praeputium
1.
Merupakan alat pelindung penis dari pengaruh luar & kekeringan, berasal
dari kulit.
2.
Celah praeputium sapi dewasa + 5 cm dari caudal tali pusat, lebar + 3 jari.
Disekitarnya ditumbuhi bulu-bulu pelindung yang lebih panjang dari bulu
biasanya.
3.
Ruang praeputium yang berisi penis panjangnya 35-40 cm, dengan diameter 3-4
cm.
4.
Dinding praeputium dilapisis kel.berbentuk tabung, dengan sekresi kental
berlemak. Kadang terdapat smega praeputii (campuran sekresi praeputium dgn
reruntuk epitel dan bakteri pembusuk).
2.
Struktur bentuk dan panjang organ reproduksi betina
a. Ovarium
Fungsi dari ovarium adalah
menghasilkan telur. Hal ini sesuai dengan pendapat Wodzicka et all., (1991) yang menyatakan bahwa
ovari pada domba betina berbentuk oval dengan panjang kira-kira 1,5 cm. Ovari
terdiri dari 2 bagian utama yaitu zona vaskular (medulla) dan zona parenkima.
Partodihardjo (1980) Ovarium atau gonad merupakan bagian alat kelamin yang
utama, ovarium menghasilkan telur, oleh karena itu dalam bahasa Indonesia
seringkali disebut induk telur. Ovarium sapi pada umumnya berbentuk oval
besarnya kira-kira sebesar biji kacang tanah sampai sebesar buah pala.
Diameternya 0,75 cm sampai 5 cm. Ovarium kanan umumnya lebih besar dari ovarium
kiri yang disebabkan karena fisiologik ovarium kanan lebih aktif daripada yang
kiri.
b.
Tuba fallopi
tuba falopii atau oviduct tersebut berbentuk tabung
yang berkelok-kelok apabila diluruskan panjangnya bisa mencapai lebih kurrang
15 cm, fungsi dari tuba falopii tersebut adalah tempat terjadinya pembuahan
tempat bertemunya spermaozoa dan sel telur.
c.
Uterus
uterus terdiri atas bagian badan yang pendek (3-4 cm)
dan dua kornua (tanduk) yang menggulung dengan panjang kira-kira 10 cm. Kedua
kornua digabungkan beberapa sentimeter oleh suatu ligamentum sehingga bagian
badan kelihatannya agak lebih panjang. Partodihardjo (1980).
d.
Serviks
Serviks mempunyai cairan serviks yang berfungsi
memberi jalan dan arah bagi spermatozoa yang disemprotkan oleh penis dalam
vagina. Spermatozoa akan berenang mengikuti asal arah cairan. Pada babi ujung
penis sewaktu kopulasi menerobos masuk ke dalam lumen serviks karena vagina
babi biasanya pendek 15 cm. Pada sapi
serviks itu demikian meluasnya sehingga segera setelah fetus meninggalkan
uterus sepintas lalu kita tidak dapat mengenal vagina, serviks atau uterus.
Saliasbury (1985) Serviks merupakan bagian dari alat reproduksi yang berdinding
tebal dengan panjang 5-10 cm dari tempat sambungan dengan uterus ke arah
belakang yang berkesinambungan dengan vagina yang berdinding tipis.
e.
Vagina
Berdsarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat
diktahui bahwa vagina berada didalam pelvis, pada ternak betina normal akan
terjadi perubahan pada saat birahi hal ini sesuai degan pendapat Wodzicka et all., (1991) vagina terletak di dalam
pelvis Partodihardjo, (1980) Hewan betina yang nomal dan tidak bunting , epitel
mukosa vaginanya secara periodik berubah. Perubahan ini berada di bawah
pengaruh hormon yang disekresikan oleh ovarium.
f.
Vulva
Berdsarkan
hasil pengamatan dapat diketahui bahwa vulva berada pada bagian paling luar
organ reproduksi ternak betina pada vulva terdapat bulu-bulu halus, vulva
berfungsi sebagai tempat tempat masuknya penis ternak jantan, hal ini sesuai
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Wodzicka et all., (1991)
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Organ
reproduksi primer terdiri dari testis
2. Organ
reproduksi sekunder terdiri dari epididimis, vas defferens/ductus efferent,
skrotum, penis; organ reproduksi tambahan/aksesoris terdiri dari vesicula
urinaria, kelenjar prostata, kelenjar cowper/bulbo uretralis.
3. Organ
reproduksi primer betina yaitu ovarium.
4. Organ
reproduksi sekunder yaitu: oviduk, uterus, serviks, dan vagina.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.Tanpatahun.Sistemreproduksi.
http://pertanian.uns.ac.id/~adimagna/IlmuTernak%20Un gasReproduksi.htm.
Feradis. 2010. Reproduksi Ternak.
Alfabetha:Bandung.
Frandson, R.
D. 1993. Anatomi dan Fisiologi Ternak (Terjemahan). Edisi ke empat, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Partodihardjo, S. 1980. Ilmu
Reproduksi Hewan. Mutiara, Jakarta
Saliasbury, G.M.
1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan pada Sapi. Gadjah. Mada University Press, Yogyakarta.
Wodzicka, M,
I.K. Sutama, I. G. Putu, T.G. Chaniago. 1991. Reproduksi, Tingkah laku dan
Produksi Ternak Di Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Langganan:
Postingan (Atom)